Sebelumnya, Si Juki The Movie: Panitia Hari Akhir (2017) memegang rekor dengan jumlah penonton terbanyak untuk film animasi karya kreator Indonesia, mencapai 642.312 penonton. Namun kini, Jumbo berhasil melewati angka tersebut, dan sepertinya angka penontonnya masih bisa terus bertambah, mengingat antusiasme yang terus tinggi dari para penonton. Film animasi karya Ryan Adriandhy, Jumbo, resmi tayang perdana di bioskop pada momen Lebaran, tepatnya pada 31 Maret 2025. Kehadiran film yang mengangkat tema persahabatan dan kekeluargaan ini langsung disambut dengan antusias oleh penonton tanah air. Jumbo hadir sebagai film animasi yang penuh emosi hangat, mengharukan, sekaligus menggelitik, dengan tawa dan air mata yang menyatu. Ulasan positif pun terus berdatangan di media sosial, membuat film ini semakin digemari dan jumlah penontonnya terus meningkat. Dengan respon yang luar biasa,Film animasi Jumbo pun kini bersaing ketat dengan film-film besar lainnya seperti Pabrik Gula dan Qodrat 2, menjadikannya salah satu film paling laris di musim Lebaran 2025.
Film ini mengisahkan perjalanan Don, seorang anak yang merasa kurang percaya diri karena tubuhnya yang besar dan sering diremehkan teman-temannya. Dia berusaha membuktikan kemampuannya dengan mengikuti ajang pertunjukan bakat, di mana ia menampilkan cerita dari buku peninggalan orang tuanya. Namun, di tengah perjalanan, Don terjebak dalam konflik besar yang tak bisa dihindarkan. Di sinilah ia bertemu dengan Meri, peri kecil yang misterius dan siap membantu Don dalam pentasnya. Tapi, masalah yang dihadapi Don nggak cuma satu ada banyak rintangan lain yang harus mereka hadapi bersama. Berikut ini beberapa fakta menarik film animasi Jumbo.

1. Dikerjakan selama lima tahun, melibatkan kolaborasi lebih dari 400 kreator lokal.
Film Jumbo adalah hasil kolaborasi lebih dari 400 pekerja kreatif di Indonesia, mulai dari musisi, visual artist, animator, penulis naskah, hingga technical engineer. Jumbo bukanlah proyek yang dikerjakan dalam waktu singkat. Untuk menghasilkan karya yang maksimal, film ini disiapkan selama lima tahun di bawah arahan sutradara Ryan Adriandhy. dimulai dari konsep awal pada 2019 hingga akhirnya dirilis pada 31 Maret 2025. Selama proses tersebut, lebih dari 420 kreator lokal dengan berbagai latar belakang—animator, penulis, musisi, hingga seniman visual—bergabung untuk menciptakan film yang bukan hanya menghibur, tetapi juga penuh makna dan emosi. Produksi resmi dimulai pada September 2021 di bawah naungan Visinema Animation, dengan sekitar 200 orang kreatif terlibat aktif dalam penggarapan setiap detail frame.

2. Raih 3 Juta+ Penonton di 15 Hari Penayangan
Nggak butuh waktu lama bagi Jumbo untuk mencetak sejarah baru di dunia animasi Indonesia. Dalam waktu hanya dua minggu sejak penayangannya pada 31 Maret 2025, film ini sukses mengumpulkan lebih dari 3 juta penonton, seperti dikutip dari akun Instagram resmi mereka, @jumbofilm_id. Angka ini menjadikan Jumbo sebagai film animasi lokal terlaris sepanjang masa. Sebelumnya, rekor tersebut dipegang oleh Si Juki The Movie: Panitia Hari Akhir dengan total 642.312 penonton. Keberhasilan ini bukan cuma soal angka, tapi juga bukti bahwa Jumbo berhasil mengguncang industri animasi tanah air dan membuktikan bahwa penonton Indonesia sangat mengapresiasi karya animasi berkualitas buatan anak negeri.

3. Jumbo Tembus Pasar Internasional, Tayang di 17 Negara
Salah satu pencapaian terbesar Jumbo adalah suksesnya menembus pasar internasional. Nggak cuma hadir di bioskop Tanah Air, Jumbo juga tayang di 17 negara lainnya, mulai dari kawasan Asia hingga Eropa. Menurut sang produser, Anggia Kharisma, jumlah tersebut masih bisa terus bertambah, karena negosiasi dengan beberapa distributor luar negeri masih terus berlangsung. Hal ini jadi bukti nyata kalau karya anak bangsa mampu menembus pasar internasional dan menunjukkan bahwa Indonesia punya tempat yang kuat di industri animasi dunia.

4. Kolaborasi dengan Laleilmanino untuk menciptakan soundtrack yang emosional
Salah satu elemen yang bikin film Jumbo makin hangat dan menyentuh hati adalah soundtrack utamanya yang berjudul “Selalu Ada di Nadimu”, dibawakan dengan penuh perasaan oleh Bunga Citra Lestari. Lagu ini digarap oleh trio musisi andal Laleilmanino dan sukses membalut perjalanan emosional karakter Don dengan nuansa yang dalam dan menyentuh. Dalam unggahan Instagram @ninokayam pada Jumat, 4 April 2025, Nino membagikan cerita personal di balik lirik lagu ini. Ia mengatakan bahwa lagu tersebut merupakan bentuk pesan dari almarhum ayahnya—pesan yang mungkin ingin ia dengar jika ayahnya masih ada, sekaligus pesan yang suatu hari ingin ia sampaikan kepada anaknya.
Nggak cuma itu, film Jumbo juga makin spesial dengan hadirnya versi baru dari lagu legendaris “Kumpul Bocah” milik Vina Panduwinata, yang kali ini dibawakan ulang dengan aransemen segar oleh Maliq & D’Essentials. Perpaduan lagu-lagu ini benar-benar memperkaya emosi film dan bikin suasana makin terasa hidup.

5. Kisah yang Ngena Banget Sama Masa Kecil Anak Indonesia
film Jumbo nggak cuma menampilkan visual animasinya yang ciamik, tapi juga memiliki kisah yang mengena banget di hati terutama buat anak-anak Indonesia. Ceritanya berlatar awal tahun 2000-an, era di mana main bareng teman di lapangan, main kasti, petak umpet, atau sekadar nongkrong sore jadi keseharian yang seru banget sebelum dunia digital mendominasi. Sang sutradara, Ryan Adriandhy, bilang bahwa Jumbo ingin mengajak penonton dari segala usia baik anak-anak sekarang maupun orang dewasa yang tumbuh di masa itu untuk flashback ke masa kecil yang sederhana tapi penuh kehangatan. Inilah yang bikin Jumbo terasa begitu dekat dan personal, seolah membawa pulang memori indah dari masa lalu.
Dengan cerita yang hangat, animasi yang memukau, dan pesan yang kuat tentang persahabatan, keluarga, dan impian, Jumbo hadir bukan sekadar tontonan, tapi juga pengalaman emosional yang menyentuh hati. Film ini adalah bukti nyata bahwa karya anak bangsa mampu bersaing dan bersinar di kancah internasional. Yuk, ajak keluarga dan orang-orang terdekat untuk menyaksikan Jumbo di bioskop! Dukung film lokal, rayakan kreativitas anak negeri, dan biarkan kita semua bangga jadi bagian dari sejarah baru perfilman Indonesia. Jangan sampai ketinggalan karena Jumbo bukan hanya film, tapi kenangan masa kecil yang kembali hidup di layar lebar.