Madara Uchiha adalah salah satu karakter terkenal dalam manga Naruto. Madara adalah pemimpin legendaris dari klan Uchiha yang mendirikan Konohagakure bersama Hashirama Senju. Namun, ketika keduanya tidak sepakat tentang bagaimana menjaga perdamaian, mereka berjuang untuk mendapatkan kepemimpinan. Pertempuran ini menjadi akhir dari riwayat Madara.
Dalam manga Naruto, Madara diceritakan sebagai karakter perfeksionis yang selalu ingin melakukan sesuatu sampai menguasainya. Ia pun disebut sebagai karakter percaya diri dengan kemampuan dan bakatnya.
Karakter Madara ditampilkan sebagai seorang pria berkulit putih dengan rambut hitam runcing dengan sedikit warna biru. Saat dewasa, Madara membiarkan rambutnya tumbuh panjang hingga pinggang, dengan poni sebahu membingkai sisi wajahnya, dan menutupi sebagian besar mata kanannya.
15 Kutipan Terkenal Madara Uchiha dalam Manga Naruto
- The concept of hope is nothing more than giving up. A word that holds no true meaning (Konsep harapan tidak lebih dari menyerah. Sebuah kata yang tidak memiliki makna yang sebenarnya)
- The longer you live, the more you realize that reality is just made of pain, suffering and emptiness (Semakin lama Anda hidup, semakin Anda menyadari bahwa kenyataan hanya terbuat dari rasa sakit, penderitaan, dan kehampaan)
- When a man learns to love, he must bear the risk of hatred (Ketika seorang pria belajar untuk mencintai, dia harus menanggung risiko kebencian)
- Balance is what keeps the world going (Keseimbangan adalah apa yang membuat dunia terus berjalan)
- Thinking of peace whilst spilling blood is something that only humans could do (Memikirkan perdamaian sambil menumpahkan darah adalah sesuatu yang hanya bisa dilakukan oleh manusia)
- Life is a happening puzzle in our early days, but as we grow more and more old, we start to realize the meaning of life and the pattern with which it goes on (Hidup adalah teka-teki yang terjadi di masa-masa awal kita, tetapi seiring bertambahnya usia, kita mulai menyadari makna hidup dan pola yang terjadi)
- We are born to this world as merely children without a clear path or the intellect to know right from wrong (Kita terlahir ke dunia ini hanya sebagai anak-anak tanpa jalan yang jelas atau kecerdasan untuk mengetahui mana yang benar dan mana yang salah)
- The world is nothing but a game of balance. There’s always going to be bad in order to balance out the good (Dunia ini tidak lain adalah permainan keseimbangan. Akan selalu ada yang buruk untuk menyeimbangkan yang baik)
- Love is an essential element, but not everyone gets it (Cinta adalah elemen penting, tetapi tidak semua orang mendapatkannya)
- It’s okay not to have love, but to survive in this world, you need to make yourself capable and achieve success (Tidak apa-apa untuk tidak memiliki cinta, tetapi untuk bertahan hidup di dunia ini, Anda harus membuat diri Anda mampu dan mencapai kesuksesan)
- People cannot show each other their true feelings. Fear, suspicion, and resentment never subside (Orang tidak dapat menunjukkan perasaan mereka yang sebenarnya kepada satu sama lain. Ketakutan, kecurigaan, dan kebencian tidak pernah mereda)
- This world is filled with hatred, agony, and sufferings. All of these are the result of dishonesty and lies (Dunia ini dipenuhi dengan kebencian, penderitaan, dan penderitaan. Semua ini adalah hasil dari ketidakjujuran dan kebohongan)
- Life will always throw new challenges at you just when you will feel like you’ve succeeded (Hidup akan selalu memberikan tantangan baru kepada Anda tepat ketika Anda merasa telah berhasil)
- Things never go according to our comfort but run according to their schedule (Segala sesuatunya tidak pernah berjalan sesuai dengan kenyamanan kita, tetapi berjalan sesuai dengan jadwalnya)
- We need guidance to help us find a purpose in life (Kita membutuhkan bimbingan untuk membantu kita menemukan tujuan hidup)